Mimbar Jumat 14 Februari 2014
14 February 2014
Mimbar Jumat 14 Februari 2014
Masjid Raya Bani Umar
Edisi 260/Tahun VI/14 Rabiul Akhir 1435 H /14 Februari 2014
''Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencian terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan'' (QS. Al Maidah : 8)
Sudah menjadi rahasia umum, hukum di negeri ini seringkali sulit dan tidak mudah ditegakkan tatkala yang bersalah adalah mereka yang dekat dengan puncak kekuasaan, atau mereka yang berada dalam lingkaran kekuasaan. Namun sebaliknya kalau yang diindikasikan bersalah itu mereka yang tidak punya uang dan jauh dari lingkaran kekuasaan, maka proses hukum dapat segera dilakukan bahkan proses untuk masuk penjara dapat dilakukan demikian cepat, seolah hukum bisa ditegakkan. Betapa banyak kasus kecelakaan lalu lintas yang menimpa rakyat biasa, menghantarkan pengendaranya langsung masuk penjara dengan dalih ditegakkannya supremasi hukum. Mungkin kita juga bertanya bagaimana kalau yang melakukan penganiayaan itu seorang anak pejabat, apakah bisa secepat itu proses hukum bisa dilakukan? Seluruh rakyat Indonesia tentu saja sangat mendambakan adanya perubahan dalam penegakkan supremasi hukum di negeri ini pada tahun 2014 yang baru saja kita sambut kehadirannya dengan penuh sukacita.
Keadilan harusnya dapat ditegakkan dan dijunjung tinggi oleh para penguasa di negeri ini, sehingga tidak banyak orang yang didzolimi karena kekuasaannya. Menegakan keadilan berarti upaya menempatkan segala sesuatu tepat pada tempatnya secara proporsional, memberikan sesuatu tepat kepada orang yang berhak menerimanya. Sifat ini perlu dimiliki oleh para pemimpin. Hal ini sebagaimana perintah Allah SWT kepada Nabi Dawud A.S di dalam Al-Qur'an: ''Hai dawud, sesungguhnya kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (pekara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah''. (Q.S. Shaad: 26). Yang perlu diingat bahwa adil itu bukan berarti sama rata, tapi proporsional. Dalam perspektif Reformasi Birokrasi, pimpinan birokrasi harus dapat memberikan reward dan punishment secara proporsional. Reward diberikan kepada orang yang berhak menerima sesuai capaian kinerjanya. Demikian pula sanksi harus dapat diberikan depada orang yang tepat untuk menerima sanksi sesuai derajat pelanggaran yang dilakukannya. Kalau Reward dan punishmnet ini diberlakukan secara proporsional maka akan memotivasi orang untuk bekerja dengan baik. Keadilan merupakan syarat yang harus dimiliki oleh para pemimpin dalam melaksanakan tugasnya. Rasulullah SAW pernah bersabda: Kalau sekiranya Fatimah puteri Muhammad mencuri, niscaya aku sendiri yang akan memotong tangannya'' Apa yang dikemukakan Rasulullah SAW itu hanya semata-mata sebagai salah satu bentuk kepatuhan terhadap Allah SWT, sebagaimana firman-Nya: ''Hai orang-orang yang beriman kendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi seksi dengan adil. Dan Janganlah sekali-kali kebencian terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungghnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan'' (Q.S. Al-Maidah: 8).
Ayat ini mengajarkan kepada kita agar tidak mengorbankan penegakkan keadilan hanya karena pertimbangan yang sangat subyektif atau karena semata-mata kebencian terhadap suatu kaum. seorang pemimpin harus berupaya memisahkan antara urusan pekerjaan secara profesional dengan urusan pribadi. Bahkan seorang pemimpin tidak boleh mudah terprovokasi atau terpengaruh dengan berita yang tidak benar (fitnah) yang disampaikan oleh kolega atau bawahannya karena faktor persaingan. Di Indonesia masih sering terjadi perbedaan perlakuan hukum antara anak-anak pejabat dengan anak-anak dari kalangan masyarakat biasa. Allah SWT berfirman: ''Janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawaban''. (Q.S. Al-Isra: 36) Rasulullah SAW juga bersabda: ''Barangsiapa membicarakan seseorang dengan sesuatu yang tidak ada padanya karena kendak mencela dia, maka Allah akan tahan dia di neraka jahannam, sehingga dia datang untuk membebaskan apa yang dia bicarakan itu''. (H.R. Tabrani). Oleh kerena itu, sebagai pemimpin harus selalu melakukan klarifikasi terhadap masalah yang dihadapi agari dapat menyelesaikan mesalah itu dengan baik dan adil bagi semua pihak. Seorang pemimpin yang obyektif dalam upayanya memecahkan masalah, maka dia akan melakukan penelaahan kebenaran informasi ini secara obyektif. Allah SWT berfirman: ''Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang yang fasik membawa suatu berita maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu misibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatan itu''. Ayat ini mengajarkan kepada kita bahwa seorang pemimpin tidak boleh memiliki sikap hanya mendapatkan informasi sepihak atau hanya dari satu sumber saja. Perlu ada mekanisme klarifikasi masalah (tabayyun) sehingga memperoleh informasi yang obyektif. Dalam hal ini 'Check and Balance' harus selalu digunakan untuk menjaga keseimbangan informasi. Setelah dilakukan klarifikasi, maka seorang pemimpin tentunya harus berani menentukan sikap, mengambil keputusan yang berpihak pada kebenaran dengan kewenangan yang dimilikinya. Allah SWT berfirman: ''Barangsiapa melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tangannya. Jika tidak dapat, lakukanlah dengan lisannya. Dan apabila tidak dapat juga maka ubahlah dengan hati (berdoa atau cukup menghindari kebathilan itu), yang demikian itu merupakan selembah-lemah iman''. (H.R. Muslim). Rakyat Indonesia sangat mendambakan ketegasan seorang pemimpin dalam menegakkan kebenaran dan keadilan, menghukum bagi mereka yang bersalah dan membebaskan bagi mereka yang nyata-nyata tidak bersalah. Insya Allah. []
Thanks To : Masjid Raya Bani Umar
Jangan Lupa Klik Tombol Like dan Tombol Share Yaa...